Selasa, 31 Oktober 2017

Untuk Ibumu, yang sudah menolak kehadiranku

Ibu, perkenalkan saya Dewi kekasih anakmu.

Anakmu yang taat, teduh dan tentu saja tampan itu telah memberikan banyak harapan padaku. Kami sudah saling jatuh cinta setiap harinya.

"Aku kekasih anakmu, suka ataupun tidak anakmu mencintaiku teramat dalam. " (jelasku secara lantang dalam hati)

Ibu, terimakasih sudah menolakku...

Walaupun Ibu hanya baru melihat saya dipermukaannya saja, sepertinya Ibu sudah menyimpulkan bahwa saya tidak baik. Apakah ini yang disebut firasat seorang Ibu?

Sayang sekali, Ibu salah menilaiku. Hatiku teramat dalam Bu. Tidakkah Ibu ingin mengetahui bahwa aku perempuan yang sudah ditanggalkan oleh anakmu?

Akan aku ceritakan sedalam apa aku mencintai anakmu, Bu.


Aku sulit jatuh dan cinta pada pria lain, namu semudah itu aku jatuh dan cinta di genggaman anakmu pada malam itu. Apakah Ibu mengerti maksud dari seorang perempuan muda yang sudah tidak memiliki harga diri ini?
Ketika saya mengutarakan ini, pasti Ibu berharap ini hanya mimpi?
Akupun begitu Bu, aku berharap ini hanya mimpi..

Ditanggalkan oleh seorang pria yang sudah mengambil seluruh jiwa dan raga hanya untuk membuat semuanya menggantungkan harapan lebih pada dirinya.
Coba bayangkan bagaimana aku bisa tetap bangkit? ketika hanya untuk bergerak saja sulit rasanya.


MUNGKIN, dengan Ibu menolak aku bersanding dengan anakmu. Anakmu, priaku, tidak memiliki penyesalan. Karena kata orang laki-laki tidak memiliki bekas. Anakmu dengan sangat senang melepaskan genggamannya padaku dan menikah dengan perempuan pilihan Ibu, yang mungkin belum pernah ditanggalkan oleh pria manapun.




Tidakkah sejahat itu Bu?

Tidakkah Ibu mengerti perasaan perempuan yang dicampakkan ini?

Tidakkah terpuruknya perempuan ini Bu?


Sakit Bu, mohon rasakan.

Bayangkan jika ini terjadi pada anak perempuanmu.

Aku punya hati yang masih merasakan pedih ketika diperlakukan tidak adil seperti ini.


Sekali lagi, mengertilah ~

Selasa, 17 Oktober 2017

Surat untuk Ibumu, sayang.

Bolehkah aku menceritakan keadaan diriku Bu? "ucapku dalam hati untuk seorang malaikat yang telah melahirkan dan menyayangi pria yang sangat aku cintai sejak 4 tahun lalu"


Jatuh dipelukan anakmu, hingga membuat aku melabuhkan semua rasa dan raga digenggaman anakmu. Matanya, meneduhkan segala kerumitan kota Jakarta. Aku memilihnya untuk ku jadikan jantung hatiku. Aku sangat mencintainya.

Terimakasih sudah melahirkan seorang pria yang teduh, taat dan tentu saja tampan. Sekali lagi, aku sangat mencintainya.

Tahukah Bu? Anakmu, itu priaku. Priaku sangat menyayangiku, dia rela mengorbankan waktunya untuk mengunjungiku sesekali hanya untuk menyatakan rindunya. Priaku membimbingku menjadi wanita yang tangguh. Anakmu mengajarkan bahasa kasih nya padaku. Aku sangat percaya padanya Bu.


Setiap malam, ku labuhkan Doa hanya untuk kebahagiannya termasuk kebahagiaanmu Ibu. Memang aku bukan dari keluarga Sumatra seperti yang seharusnya engkau katakan pada anakmu. Aku bukan perempuan yang seharusnya ada di samping anakmu. Aku perempuan yang tidak diinginkan kehadirannya disamping anakmu. Tapi tahukah Bu, anakmu sangat mencintaiku. Pada malam dimana kita menghabiskan waktu berdua, Anakmu menceritakan banyak hal tentang Adat dan keluarganya. pria yang aku cintai ini, sangat taat Bu. Dia taat pada perkataan Ibunya yang menentang hubungannya dengan perempuan yang sangat dia cintai. Priaku rela sakit menikam jantungnya hanya untuk membahagiakanmu Bu. Priaku rela meninggalkan perempuan yang sudah ditanggalkan olehnya Bu. Baginya kebahagianmu ialah ucapan  syukurnya pada Bapa.


Bertahun-tahun aku dan anakmu saling jatuh cinta tanpa kebersamaan. Tidak sedikitpun rasa cintaku ini berkurang padanya, aku yakin anakmu pun begitu. Coba tanyakan tentang hatinya padaku Bu, lihat mata dan bibirnya, seorang Ibu akan mengetahui jawaban dalam kesakitannya.


Aku dan anakmu sudah merelakan perpisahan ini. Walau kadang rindu menusuk di dada, kami akan mencoba untuk menahannya. Semuanya ku baktikan hanya untuk Ibu. Jika saja Ibu memberikan kesempatanku untuk bertemu dan berkenalan dengan diriku lebih dalam. Tentu saja, aku akan berikan seluruh yang aku miliki hanya untuk membahagiakan anakmu. Jikalau Ibu tetap memegang teguh keyakinan Ibu dengan adat ini, tenang saja;

Aku sudah pergi jauh dari priaku dan aku merelakan priaku dimiliki oleh perempuan pilihan Ibunya.


Semoga jatuh dan cinta ku tidak pernah membuat sulit dirimu disana. Sehat selalu, Semoga Damai Tuhan selalu menyertaimu dan keluarga.



Teruntuk,



Cinta

Selasa, 10 Oktober 2017

Aku sedang merawat luka

Dimanapun kamu, kamu akan tetap memikirkan perpisahan kita. Karena akupun begitu. Kita yang erat dengan nadi.


Kamu terlihat tegar dengan perpisahan kita. Aku tau detak jantungmu mencintai aku begitu dalam.
Hanya saja kamu anak yang begitu patuh pada orang tuamu.
Melepaskan genggaman tanganku memang sulit, karena berkali-kali kita berpisah tetapi selalu saja kembali pulang.

Aku beruntung mencintai lelaki seperti kamu. Perempuan pilihan ibumu terlebih sangat beruntung memiliki hidupmu.

Akankah Tuhan membalikkan telapak tangannya?
Akankah aku menjadi perempuan yang di beri restu oleh ibumu kelak?

Aku disini berjuang merawat luka hingga sembuh. Jauh darimu bukan  berarti aku ingin berpisah, hanya saja aku sedang memaksa Tuhan merubah aku seperti perempuan pilihan Ibumu kelak.

Akupun sedang menikam jantung hatiku yang dibuat oleh rindu tak terbendung di benua lain.

Aku masih jatuh cinta pada setiap kata "kamu ini" dan sedang merintih sakit dalam doa di sepertiga malamnya.

Rabu, 04 Oktober 2017

Dari seorang perempuan untuk cinta pertamanya


Mencintaimu menjadi landasanku untuk terus menjadi yang terbaik untukmu. Mencoba tidak melukaimu dan menuruti apapun yang kamu inginkan. Hanya kamu yang bertahta dihati ini. Aku perempuan yang baru merasakan jatuh cinta sedalam ini kepada seorang pria. Jatuh dan cinta pada ucapan Hai pertamamu di Private message. Entah semudah itu jatuh cinta padamu tetapi sulit pada yang lain. Bagiku pria sepertimu ialah pria yang luar biasa, Tanpa perlu memberikan perhatian yang berlebihan hanya bicara seadanya dan pertemuan yang tidak terlalu intens dapat membuatku begitu tak ingin membagi dirimu pada waktu yang lain. Kamu begitu mempesona. dimatamu aku melihat ketulusan, disetiap belaian tanganmu aku menemukan kehangatan kasih sayang yang mesra, disetiap kecupanmu aku mendapatkan arti nyaman sesungguhnya.

Banyak pemikiran yang kita lalui. Pertemuan dalam doa dan keyakinan membuat kita lebih mengerti satu sama lain.

Walau ada sakit menusuk dadaku, kecewa melekat di pikiranku dan sedih menaungi hidupku, tentang kita waktu itu. Tidak sedikitpun aku mengucapkannya padamu sampai saat ini. Aku tau itu terlalu cepat, tapi tidak sedikitpun aku menyesal, tidak sedikitpun sayang aku berfikir untuk meninggalkanmu. (tentang kisah yang begitu cepat merusak hubungan murni)

Bertahun tahun aku lewati masa demi masa bersamamu, suka senang bahkan duka sering kali meliputi hubungan kita. Dimana kamu sering sekali mengabaikanku, tidak dengan waktu yang sebentar, 1 tahun tanpa kabar sedikitpun dari kamu, aku setia menunggu kabar darimu. Tidak sedikitpun rasa sayangku berkurang dan memudar padamu. Marah kesal sebel sering sekali saat kamu menjengkelkan. Tapi tidak pernah sayang aku berniat mengacuhkanmu. Putus lalu kembali lagi menjadi hal biasa dalam hubungan kita. Tak pernah sedikitpun aku benar2 lelah menghadapimu. Untuk sebuah kehormatan yang sudah ku tanggalkan padamu, tidak sedikitpun aku berniat mengungkit itu semua, untuk waktu yang sudah ku berikan padamu, tidak sedikitpun aku mengira sia2 begitusaja.

Keadaan sekarang ialah dimana aku merasa kamu mulai lelah dan tidak memiliki ketertarikan membangun hubungan lagi bersamaku. Sudah ber bulan - bulan ini kamu pergi tanpa kabar (lagi). Aku bingung mencarimu kemana. Hanya Tuhan yang ku andalkan dalam keadaan seperti ini bertahun tahun. Aku tidak seperti perempuan diluar sana yang berpacaran lalu kenal dengan semua lingkunganmu. Aku dibiasakan mandiri denganmu secara kisah romantis yang kita lalui. Tapi kamu tau ga? Aku sedih dengan keadaan seperti ini. Hatiku teriris pahit seperti tidak pernah dianggap menjadi perempuanmu.

"Tenanglah aku tidak akan menuntut untuk mengenal duniamu, bagiku kamu adalah duniaku dan kita adalah bagian dari duniamu."

Berfikirlah sejenak tentang perasaanku ini. Dimana hatimu untuk perempuan yang sudah kamu tanggalkan ini? Aku selalu harus bangkit ketika untuk bergerak saja sulit. Aku harus selalu meninggikan derajatku ketika aku merasa aku sudah tidak memiliki apapun yang dapat dihargai lagi. Aku mohon mengertilah, tentang tidak bisa jatuh hati pada pria lain. Aku mohon jatuh cinta seperti dulu lagi saat aku masih membuatmu selalu dekat dengan Bapa.

Minggu, 01 Oktober 2017

Aku Kembali

Bayangkan, dan rasakan...


Aku terhentak melihat waktu mendetikkan tahun. Sudah lama saya mengeja kata demi kata untuk menjadi kalimat yang membuatmu mengerti.

Lihat! Aku berlari mengejarmu. Mengejarmu untuk mengucapkan "Hai.."

Namun,, kamupun ikut berlari menjauhiku..


Sekarang aku memulai mencoba jatuh hati pada setiap kalimat yang aku rangkai disini.

Selamat datang di detak jantung hati. Aku mencoba bangkit walaupun untuk bergerak saja sulit.

Aku kembali..




Dewinta Soplanit ~